1.1 UMTS

Kesuksesan teknologi GSM pada tahun 90an menjadi awal perubahan komunikasi dalam sejarah manusia. Untuk pertama kalinya komunikasi wireless dapat digunakan oleh setiap orang dan menghubungkan setiap individu, tidak hanya antar wilayah regional namun beda benua. Teknologi wireless ini kemudian dikenal sebagai teknologi selular karena bentuk cakupan wilayah yang berbentuk sel. GSM pada tahun 2003 telah memiliki 800 juta pengguna di seluruh dunia. Perhatian utama pada saat GSM diimplementasikan adalah keamanan pada sistem pembayaran oleh karenanya arsitektur GSM sangat sederhana. Permasalahan sistem pembayaran yang dihadapi oleh GSM sebagian besar adalah sim cloning, tindakan penipuan ini sangat merugikan penyedia jasa telekomunikasi.

Algoritma kriptografi di GSM tidak dipublikasikan dan bersifat rahasia, hal ini bertentangan dengan prinsip Kerckhoff kedua yaitu sandi tidak harus bersifat rahasia dan algoritma sandi tidak harus menjadi masalah bila jatuh ke tangan lawan[1]. Hal ini dibuktikan dengan rentannya keamanan GSM dengan serangan – serangan seperti serangan base station palsu, perangkat kriptanalis yang canggih dan real-time analysis. Dikarenakan permasalahan pada GSM tersebut ETSI/3GPP menanggapi kebutuhan teknologi seluler yang lebih aman sangatlah mendesak.

Desain teknologi generasi ketiga (3G) haruslah mudah pada saat transisi teknologi, oleh karena itu jaringan core pada 3G tidaklah mengalami banyak perubahan. Perbedaan yang tampak pada teknologi generasi ketiga menggunakan antarmuka udara yang berbeda dan desain algoritma kriptografi yang bersifat publik sehingga memungkinkan pihak – pihak luar untuk melakukan analisa terhadap keamanan algoritma kriptografi di UMTS.

[1] Auguste Kerckhoffs, “La cryptographie militaire” Journal des sciences militaires, vol IX, pp. 5-83, January 1883, pp. 161-191, February 1883.

You May Also Like

More From Author